Duit Bukan Segalanya Tapi Hampir Segalanya Perlu Duit

ARTIKEL KE 726 

PELIT MEMBAWA SENGSARA

Cerita ini bisa jadi fiktif tapi bolehlah dibaca sekedar buat pengingat..
Mengapa mesti pelit, padahal rezeki itu cuma titipan?
Ada satu pasangan suami-isteri, Pak Faiz dan Bu Faizah. Pada saat menikah Pak Faiz umurnya 25 dan Bu Faizah umurnya 23.
Suami istri ini pekerja keras dan nyari rezekinya sangat ulet sehingga hidupnya dibuat sehemat mungkin. Mereka punya toko dan dibuka sepagi mungkin sekitar jam 7 dan ditutup paling malam di banding toko lainnya.
10 tahun kemudian, karena keterampilan istrinya mengelola keuangan, mereka sudah memiliki deposito 50 milyar di bank, tapi hidup mereka tetaplah super sederhana. Kesederhanaan yang menghebatkan rezeki.



Si isteri sangatlah hemat, bahkan beli baju barupun cuma 3 potong dalam setahun, itupun cuma sekali di waktu tahun baru, nunggu saat diskonnya gede. Tas tidak pernah yang bermerek dan tidak pernah ikut arisan atau kongkow alias nongki-nongki cantik bergaul macam ibu sosialita lainnya.
Suami istri ini juga tidak pernah rekreasi, tak pernah pesiar apalagi jalan-jalan ke luar negeri. Mereka hanya fokus buat kerja, kerja, dan kerja mencari rezeki. 

Pulang kerja hanya buat istirahat sejenak. Begitu setiap harinya. Bahkan untuk makan di restaurant pun dalam setahun bisa dihitung dengan jari. Karena aktivitasnya hanya bekerja, mereka tidak punya banyak teman. Bersedekah juga tidak pernah. Karena rezeki itu susah nyarinya sehingga kalo mo dikeluarkan buat sesuatu yang tidak produktif gak masuk dalam perhitungan mereka. Sedekah adalah sesuatu yang gak produktif bagi mereka karena gak menghasilkan tambahan keuntungan layaknya investasi keuangan di tempat lain.

Usia 45 tahun Bu Yuni kena serangan jantung kemudian meninggal dunia. Uang mereka pada saat Bu Yuni meninggal sudah mencapai 75 milyar.
Belum sampai setahun, si suami kawin lagi sama pelayan tokonya yang masih muda bernama Sari dan mulailah dia menikmati hidup santai dengan istri barunya yang masih ranum itu.
Mbak Sari, mantan pelayan toko itu, berujar sambil tersenyum bahagia, "Pak, selama ini saya pikir kalo saya kerja buat Bu Faizah, ternyata dia yang kerja buat saya..." Begitulah kalo bukan rezeki, sudah capek-capek mencarinya ternyata yang menikmati orang lain.
Nah, sebelum anda seperti Bu Faizah, ingatlah untuk:

1. Jaga kesehatan anda dengan olahraga dan makan nutrisi yang baik.
Memang ajal itu di tangan Allah SWT tapi sepertinya halnya rezeki yang sudah dijamin Allah kita tetap harus berusaha untuk mendapatkannya. Ajal kita gak pernah tahu kapan datangnya dan bagaimana kita mati nantinya, tapi usaha untuk menghindari penyakit mematikan dan menjaga diri itu bagian dari ikhtiar untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Dengan kualitas hidup yang lebih baik kita bisa menjemput rezeki dan menyempurnakan ibadah dengan lebih baik pula.
Sesungguhnya Allah swt. Itu baik, Dia menyukai kebaikan. Allah itu bersih, Dia menyukai kebersihan. Allah itu mulia, Dia menyukai kemuliaan. Allah itu dermawan ia menyukai kedermawanan maka bersihkanlah olehmu tempat-tempatmu. (H.R. at –Tirmizi: 2723)

2. Percantik diri anda supaya awet muda.
Tidak ada yang salah dengan berhias dan mempercantik diri selama itu tidak berlebihan dan tak ada niat untuk mengubah ciptaan Allah (operasi plastik). Apalagi jika tujuannya agar pasangan makin cinta. Karena rasa sayang itu ibarat tanaman, harus selalu dipupuk dan dipangkas daun-daun keringnya. Mempercantik diri untuk suami itu dianjurkan, agar dia selalu rindu akan isterinya wanita yang halal baginya dan tidak plarak plirik yang haram.
Sebaik-baik isteri adalah yang menyenangkan jika engkau melihatnya, taat jika engkau menyuruhnya, serta menjaga dirinya dan hartamu di saat engkau pergi (H.R. Thabrani)

3. Pakailah pakaian yang pantas
.
Belilah baju seperlunya jika baju yang lama sudah gak muat, sudah usang atau sudah tidak layak pakai. Agar pakaian tak makin menumpuk dalam lemari. sedekahkan. Jangan sampai pakaian yang banyak itu menjadi koleksi yang mencelakakan. 
Barangsiapa yang meninggalkan pakaian (yang bagus) disebabkan tawadhu’ (merendahkan diri) di hadapan Allah, sedangkan ia sebenarnya mampu, niscaya Allah memanggilnya pada hari kiamat di hadapan segenap makhluk dan ia disuruh memilih jenis pakaian mana saja yang ia kehendaki untuk dikenakan.” (HR. Tirmidzi no. 2481)

4. Gunakanlah barang yang baik.
Jika mampu untuk membeli barang yang baik mengapa harus ngotot membeli barang murahan yang kualitasnya buruk? Lebih baik kalah harga tapi menang di pemakaian, begitu kata ibu saya. Barang yang baik bisa meningkatkan kualitas hidup lebih baik juga.

5. Rekreasilah setiap tahun beberapa kali dengan keluarga.
Ini salah satu cara melepaskan diri dari rutinitas pekerjaan dan mempererat hubungan keluarga. Rekreasi menurut penelitian bisa melepas stres/tekanan hidup dan meningkatkan imunitas / kekebalan tubuh.

6. Bertemanlah dengan banyak teman yang baik dan jangan terlalu pelit.
Carilah teman-teman yang menguatkan dan membawa rezeki. Sesekali undanglah mereka, jadilah tuan rumah yang baik, bukankah rumah yang sering kedatangan tamu adalah rumah yang mendatangkan rezeki?

7. Bersedekahlah dan gunakanlah duit anda dengan cara yang benar dengan tujuan-tujuan yang baik namun tidak berlebihan. Pancing rezeki lebih banyak dengan sedekah.
Jangan seperti Bu Faizah yang banting tulang dan ngirit kebangetan, hingga tidak menikmati hidup, tapi hasil jerih payahnya itu malah dinikmati oleh orang lain, karena:
Duit... tak bisa dibawa mati, tapi tak ada duit memang rasanya mau mati.
Duit... tak bisa beli kasih sayang, tapi kasih sayang bisa melayang bila tak ada duit.
Duit... tak bisa beli tidur nyenyak, tapi tak ada duit tidur pun tak nyenyak.
Duit... tak bisa beli kesehatan, tapi untuk sehat pun diperlukan duit.
Duit... tak bisa beli kebijaksanaan, tapi untuk mendapatkan ilmu yang baik juga diperlukan duit.
Duit... orang bodoh nampak cerdik bila ada duit, tapi orang cerdik nampak bodoh bila tak ada duit.
Duit... bukan segalanya, *tapi hampir segalanya perlu duit*

Jika punya duit, gunakanlah duit dengan bijaksana. Tanyakan mengapa Allah menitipiku sesuatu (duit)?
Jika tak punya duit, carilah di jalan yang benar meski itu susah dan butuh kerja keras.
Jika tak kunjung dapat duit, sabarlah mungkin itu ujian bagimu..
Duit itu hanya angka-angka, karenanya tak pernah bikin puas..
Duit bukannya tidak penting tapi bukan yang terpenting.
Duit bukanlah tujuan tapi alat untuk mencapai tujuan yaitu ridhanya Allah SWT.
(baca juga : mengapa mesti matre sih?).

Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Bolehkah Menolak Rezeki?

Doa Agar Rezeki Tak Terputus

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)