Fenomena Rezeki; "Kalo Gak Ngambil Gak Bakalan Kebagian"

Rezeki harus dikejar, diburu sampai dapat !

  • Rezeki itu harus dikejar, gimanapun caranya harus dapat. " Kalau ada rezeki lewat segera sikat, kalo tidak, keburu disamber orang dan kita gak kebagian". Pernah mendengar orang yang berprinsip begitu? Atau jangan-jangan malah anda yang punya prinsip begitu? (baca : haruskah rezeki dikejar?)
  • Itu prinsip orang kere. Yang melihat segala sesuatu itu termasuk rezeki, jumlahnya terbatas dan tak bakalan cukup untuk memenuhi kebutuhan semua mahluk Allah di bumi ini. Ini orang yang sangat meremehkan kemampuan Allah menghidupi mahlukNya. Dia lupa bahwa saat berada dalam perut ibunya dia justru tak mampu mengejar rezekinya karena begitu tak berdaya dan lemah, tapi Allah dengan kasihNya mengirimkan makanan lewat ibunya yang disalurkan melalui plasenta dan tali pusat. (baca : betulkah tak perlu kuatir terhadap rezeki kita?)


Allah menjamin rezeki hambaNya

  • Allah mampu memenuhi kebutuhan alam semesta ini, apalagi untuk kebutuhan seorang manusia saja? Tidak ada satu mahluk pun di bumi ini melainkan Allah telah menjamin rezekinya. (baca : kenaikan harga dan kepastian rezeki Allah)
  • Lihat, betapa pemurahnya Allah pada kita. Meskipun kita termasuk bebal dan ibadahnya kurang rezeki toh tetap tercurah kepada kita. Lalu mengapa harus memaksakan diri mencari rezeki dengan menghalalkan segala macam cara, saling sikut, saling bunuh, saling menjatuhkan, belum lagi praktek korupsi, kolusi dan manipulasi merajalela karena takut tidak kebagian. (baca : rezeki salah bahan bakar kesusahan)
  • Padahal alam ini berlimpah rezeki yang melimpah, tidak terbatas jumlahnya dan cukup untuk dibagi pada semua mahluk. Jadi tidak perlu rebutan karena semua bakalan kebagian. Kalaupun semua kebagian bukannya habis malah terus tercurah tanpa diminta. Pernahkah anda megap-megap kekurangan oksigen, kehilangan kehangatan mentari atau rindu kesegaran hujan yang membasahi bumi karena tak pernah turun lagi? Tidak bukan? Semua tetap tercurah meski kita tak memintanya. (baca : apakah hujan menandakan limpahan rezeki?)
  • Bayangkan, pernahkah anda tidak makan dalam sehari? Meski begitu miskinnya sehingga tidak mampu membeli makanan, biasanya tiba-tiba ada yang memberi makanan gratis bukan? Allah punya cara sendiri bagaimana mengirimkan rezeki kita. (baca : jangan ragu berbagi rezeki karena balasan Allah tak menunggu lama)
  • Tanamkan mindset keberlimpahan dalam hidup anda. Yakinlah bahwa anda punya banyak untuk dibagi dan tak pernah takut bakalan kehabisan. (baca : rahasia bagaimana menjadi magnet rezeki)


5 Hukum yang terkait dengan rezeki

# (1) Hukum Nilai

  • Rezeki anda ditentukan oleh seberapa banyak nilai tambah (manfaat) yang anda berikan pada hidup anda, hidup orang lain dan hidup masyarakat pada umumnya. Itu sebabnya orang baik, orang dermawan, murah hati itu rezekinya banyak. Karena dia memberikan banyak nilai tambah ( kemanfaatan ditinya) dalam masyarakat. Ibaratnya ia terus memberi dan rezekinya mengalir kembali masuk ke dalam dirinya sehingga ia tak pernah kekurangan. Rezeki datang baik berupa materi, respek, penghargaan, pengaruh, dan ketentraman dan kemudahan hidup. (baca : mengapa orang baik rezekinya lancar?)
  • Bandingkan dengan orang yang menjadi sampah masyarakat, pelaku kejahatan, penjudi, pemerkosa, pembunuh, pengedar narkoba, koruptor itu mengambil dari masyarakat ( yang bukan haknya). Maka apa yang telah diambilnya dengan paksa akan diambil kembali darinya. Akibatnya ia selalu merasa kekurangan. Akibatnya dia terus mengambil dengan membabi buta. Makin banyak yang dia ambil makin banyak pula dia kehilangan. Rezeki akan diambil dalam bentuk materi, kesehatan, nama yang buruk, keamanannya tidak terjamin serta tidak memperoleh kententraman dalam hidup. (baca : 4 ciri-ciri rezeki yang tidak berkah)

#(2) Hukum kompensasi

  • Rezeki anda ditentukan oleh seberapa banyak orang yang anda layani dan beri manfaat. Bill Gates meskipun dia bukan muslim tapi telah melayani puluhan juta orang  pengguna produknya. Wajar jika pendapatan dan rezekinya juga besar. Belum lagi ditambah dia menjadikan dirinya philantropist yang menggunakan sebagian hartanya bagi kepentingan kemanusiaan.(baca : mengapa orang dermawan rezekinya terus bertambah)
  • Demikian pula sebaliknya jika jumlah orang yang merasakan kejahatan anda besar jumlahnya, semakin banyak yang anda rugikan maka rezeki anda juga bakalan diambil sebanyak mungkin. Jikapun Allah tidak mengambilnya waspadalah dengan istidraj yaitu pembiaran perilaku buruk di dunia untuk mendapatkan akibatnya di akhirat kelak. Naudzubillah (baca : konsekuensi rezeki haram)

    # (3) Hukum pengaruh

    • Rezeki anda ditentukan oleh seberapa besar anda mendahulukan kepentingan orang lain. Ini yang terberat, mampukah anda meleburkan diri untuk kepentingan orang lain. Mampukah kita jadi " pengungkit" untuk membuat orang lain lebih baik, lebih saleh, lebih sukses dari diri kita? Kemampuan ini akan meningkatkan pengaruh anda terhadap orang lain. Makin banyak orang yang dibuatnya berubah ke arah yang lebih baik makin bagus rezekinya. Inilah yang dilakukan para uztaz, kyai, pemuka agama, pemikir dan motivator muslim. (baca : rezeki baik itu bukanlah kaya berlimpah harta tapi..)

    # (4) Hukum autensitas

    • Bisakah anda selalu ada setiap orang lain membutuhkan seperti apa yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib " kehadiran adalah hadiah terbesar." Hadiah terbesar yang bisa diberikan pada orang lain bukanlah materi tapi kehadiran. Pada saat orang lain membutuhkan kita selalu berada di sisinya. Lihat bagaimana Rasulullah selalu berada untuk umatnya. Bahkan untuk pengemis yahudi yang sangat membencinya pun dia suapi dengan penuh kasih. (baca : apakah anda sudah menjadi rezeki bagi orang lain)

    # (5)Hukum kemampuan untuk menerima

    • Kunci untuk memberi secara efektif adalah mampu menerima apapun dengan terbuka. Kita harus bersedia menerima apapun "bayaran" yang kita terima. Setelah berbuat kebaikan, memberi nilai tambah bagi orang lain, melayani banyak orang dengan ikhlas, mendahulukan kepentingan orang lain, dan selalu ada bagi orang yang membutuhkan, semua itu karena Allah. Kemudian Allah berkenan "membayar" upaya kita dengan rezekinya. Diberi besar alhamdulillah, diberi kecilpun alhamdulillah. Karena bukan rezeki yang ingin dikejar tapi cinta Allah. Kalaupun terikut rezeki di situ maka itu adalah bonus. (baca : mengapa rezeki selalu mudah bagi orang yang ridha)


    Hidup ibarat roller coaster

    • Rezeki dan kehidupan ibarat menjalani roller coaster yang turun naik silih berganti. Pilihannya apakah akan menangis ketakutan saat hempasan angin dan roda roller coaster yang menghujam jatuh ke bawah. Atau menikmati permainan kemana roda roller coaster membawa kita. Jika menurun kita bergembira, jika menanjak kita pun senang. Karena menaikinya cuma sebentar. Pilihannya cuma 2 ketakutan atau menikmatinya. (baca : hidup bagai roller coaster)
    • Hidup ini singkat. Percuma mengejar yang singkat dengan mengorbankan akhirat yang abadi.
    Wallahu alam.

    Comments

    Popular posts from this blog

    Bolehkah Menolak Rezeki?

    Doa Agar Rezeki Tak Terputus

    Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)